Cara Danone Indonesia Melestarikan Sumber Daya Air di DAS Ayung Bali
Penggunaan air bernutrisi ini memperpanjang pemanfaatan air untuk praktik pertanian, yaitu penggunaan air kaya nutrisi untuk irigasi dan pemupukan tanaman.
Pengembangan konsep Agromina bertujuan untuk praktik perikanan dan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan hemat air, dengan biaya produksi yang lebih terjangkau bagi masyarakat Danau Batur.
Program Desa Wisata Hutan Pinus Glagalinggah serta inisiatif Agromina di wilayah Danau Batur ini turut menjadi bagian dari rangkaian agenda World Water Forum 2024 yang dikunjungi oleh para delegasi.
Program ini dipaparkan sebagai contoh pengelolaan sumber daya air berbasis masyarakat. Pada kawasan tengah, Danone Indonesia bersama mitra mendampingi masyarakat Desa Bongkasa Pertiwi, yang dikenal sebagai desa mandiri, maju, dan sejahtera berdasarkan prinsip Tri Hita Karana. Desa ini kaya akan keanekaragaman hayati dan mandiri dalam hal energi.
“Kerja sama BUMDes dan Danone Indonesia telah mendorong Desa Bongkasa Pertiwi menjadi Kampung Mandiri sejak 2018. Awalnya, kolaborasi dimulai dengan pengembangan energi terbarukan biogas dari limbah ternak. Saat ini warga telah memiliki dan memanfaatkan 44 reaktor biogas,” ujar Kepala Desa Bongkasa Pertiwi.
Selain itu, BUMDes bersama Danone Indonesia juga menggerakkan masyarakat untuk memantau keanekaragaman hayati, salah satunya dengan menangkar burung Jalak Bali dalam upaya pelestarian Jalak Bali sebagai satwa endemik setempat. Lebih lanjut, Danone Indonesia bersama mitra juga membantu masyarakat sekitar untuk melakukan budidaya madu Kela-kela di desa Bongkasa Pertiwi.
Berbagai upaya ini dilakukan untuk menjaga ekosistem untuk memastikan kualitas dan kuantitas air selalu terjaga.
“Jalak Bali memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga ramai menjadi incaran pemburu. Dulu, saya merupakan salah satu pemburu Jalak Bali. Namun, setelah mendapat edukasi dari Danone Indonesia mengenai pentingnya menjaga populasi Jalak Bali sebagai salah satu upaya melindungi keanekaragaman hayati, saya dan teman-teman di desa ini tergerak untuk melestarikan dan mengembangbiakkan Jalak Bali. Kami juga diberikan pelatihan dan pembangunan kandang. Hingga saat ini, sudah terdapat 50 Jalak Bali dan 56 Jalak Putih yang kami budidayakan. Harapan kami, jumlah dan kualitas Jalak Bali terus meningkat dan terhindar dari kepunahan. Sehingga, upaya kami untuk menjaga keberadaan mereka terasa lebih bermakna,” kata I Gusti Agung Rai Astawa, Ketua Kelompok Kehati Pertiwi Lestari, penangkar Jalak Bali di Desa Bongkasa Pertiwi.