Cara Konjen RI Hongkong Mengelola TKW Kita (1)
Kursus Kecantikan agar Tak Jadi TKW AbadiSenin, 15 Juni 2009 – 07:12 WIB
Wartawan dua tabloid itu juga hadir saat pembukaan kursus kecantikan di Farida, yakni Aliyah Purwati (Suara) dan Risty (Apakabar). "Kami hidup dari iklan," ujar mereka saat saya tanya bagaimana mereka membiayai tabloidnya, yang setiap terbit dicetak sekitar 35 ribu eksemplar itu. Dan, memang, iklannya cukup banyak dengan produk dan jasa yang spesifik ditujukan kepada para TKW. Misalnya, produk kecantikan, telepon murah, cara telepon ke Indonesia dengan cara murah, dan cara mengirimkan barang ke Indonesia.
Itulah sebabnya, bila ada kegiatan di KJRI, para TKW bisa tahu dan mendaftar untuk ikut serta karena dimuat di tabloid. Misalnya, untuk kursus memasak yang diadakan di KJRI, peserta yang mendaftar 260 orang sehingga harus diseleksi. Untuk kursus itu, yang diterima hanya 40 orang untuk empat angkatan, tiap minggu 10 orang. Seleksi yang lebih ketat diterapkan untuk peserta kursus kecantikan.
"Saya senang bisa ikut kursus kecantikan karena seleksinya ketat," ujar Zainatul Magzuroh, 26, TKW asal Desa Jasun, Demak, Jawa Tengah, yang sudah delapan tahun di Hongkong. Menurut Zaina ?begitu dia dipanggil?, dirinya tidak ingin terus-terusan menjadi TKW. "Saya juga ingin menikah dan punya anak," ujar gadis cantik berkulit putih itu. Itulah sebabnya, Zaina akan serius mengikuti kursus sehingga ketika kontraknya habis dia bisa membuka salon kecantikan di kota asalnya.