Cari Resep yang Mahal
Oleh Dahlan IskanIsian formulir ini juga tidak dia baca. Saya diminta membawanya ke lantai atas: ke ruang tunggu dokter.
Ada 20-an kursi di situ. Tiga terisi. Ruang tunggu yang nyaman. Ada TV. Ada layar video on demand. Ada lukisan-lukisan praire. Ada seni instalasi. Ada jam dinding raksasa. Ada mainan anak-anak.
Seorang suster memanggil: ”Dalan… ”
Saya sudah hafal. Orang barat sulit memanggil Dahlan dengan benar. Orang Tiongkok apalagi. Ayah saya sendiri pun sulit. Memanggil anaknya itu: Dakelan.
Dipanggil Dalan begitu saya berdiri. Menyerahkan isian formulir. Lalu mengiringinya ke satu koridor: disuruh timbang badan. Diukur tinggi badan.
Berat badan saya entah berapa. Hitungannya dalam pound. Tinggi badan saya juga entah berapa. Hitungannya dalam inci.
Tapi saya percaya. Biarpun dihitung dengan inci badan saya tidak akan lebih tinggi. Angkanya saja yang lebih banyak.
Lalu masuklah ke ruang pemeriksaan. Ada tempat tidur pasien beralas kertas. Saya hanya diminta duduk di situ. Diukur tekanan darah.