Cari Resep yang Mahal
Oleh Dahlan IskanDimasukkan satu paku ke mulut saya: pengukur suhu badan. Ditanya apakah alergi terhadap obat.
Petugas itu keluar. Menutup pintu di depan saya. Masuklah dokter: wanita. Matanya biru. Rambutnya blonde. Celananya jean. Muda. Tapi tidak setinggi umumnya orang bule.
”Saya minta dibikinkan resep,” kata saya. Untuk tiga jenis obat itu. Untuk keperluan satu bulan. Dia pun membuatkannya: selesai.
Bentuk resepnya print-out. Yang lebarnya satu folio. Satu jenis obat satu print-out.
Jadi, ada tiga lembar resep: boros banget. Hematan dokter Indonesia. Tujuh obat sekali pun ditulis dalam satu resep –kertas kecil yang tulisannya sulit dibaca itu.
Saya bawa resep itu ke Walmart. Saya jejer-jejer dulu di atas kursi. Saya foto. Kapok dia. Biar tiga lembar memfotonya jadi satu. Hemat.
Ternyata hanya ada dua jenis obat yang tersedia di apotik Walmart. Dua-duanya yang terkait dengan aorta dissection saya itu.
Yang satu lagi, yang kaitannya dengan transplantasi hati: kosong. Tidak ada stok.