Catatan Akhir Tahun 2020: Kabinet Indonesia Maju Wujudkan Prinsip Demokrasi Pancasila
Oleh: Ir HM Idris Laena, MH, Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RIjpnn.com, JAKARTA - Pertanyaan masyarakat belum tuntas terjawab ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengangkat Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju.
Kini, Presiden Jokowi kembali membuat kejutan dengan mengangkat dan melantik calon wakil presiden pada pemilihan presiden (pilpres) yang lalu Sandiaga Salahudin Uno menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Republik Indonesia pada Kebinet Indonesia Maju dalam reshuffle kabinet yang diumumkan pada hari Rabu, 23 Desember 2020 yang lalu.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sikap Presiden Jokowi maupun sikap Prabowo Subianto serta sikap Sandiaga Salahudin Uno memang sulit untuk diterima.
Bayangkan, akibat rivalitas dalam Pemilihan Presiden 2019 yang lalu, bangsa Indonesia hampir saja terbelah.
Bahkan muncul istilah cebong dan kampret untuk menggambarkan pendukung pasangan capres 01 dan capres 02 bertebaran di mana-dimana.
Dalam pengamatan saya sebagai mantan ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Maruf Amin di Provinsi Riau, Pilpres 2019 adalah pemilu presiden yang paling keras yang pernah terjadi sejak pemilihan presiden secara langsung dilaksanakan di Indonesia.
Akan tetapi dengan bergabungnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno dalam pemerintahan tanpa disadari bahwa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin telah mewujudkan prinsip yang paling hakiki dari demokrasi Pancasila.
Sebetulnya indikasi rekonsiliasi antara kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2019 sudah terlihat pada acara pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada tanggal 20 Oktober 2019 yang lalu.