Cawe-Cawe di Pilpres
Oleh Dhimam Abror DjuraidSalah satu program utama Kilidaroglu ialah mengusir pengungsi Suriah di Turki yang jumlahnya mencapai 4 juta orang. Jika sampai terlaksana, program itu diperkirakan akan memicu krisis kemanusiaan internasional.
Amerika dan Eropa memandang Erdogan sebagai pemimpin populis yang ororiter. Erdogan dianggap mengeksploitasi pemilih muslim untuk memperpanjang kekuasaannya secara tidak terbatas.
Amerika memotret Erdogan sebagai pemimpin yang menindas dan ingin memperpanjang kekuasaannya seumur hidup. Citra itulah yang digambarkan oleh media-media Barat dan Amerika terhadap Turki.
Pandangan tersebut dianggap subjektif dan sarat dengan framing. Amerika Serikat selalu mendiskreditkan pemimpin dunia ketiga yang dianggapnya sebagai pembangkang dan menyebutnya sebagai tiran.
Di sisi lain, Amerika berhubungan baik dengan pemimpin otoriter yang menaati kepentingan Negeri Paman Sam itu.
Erdogan memang sedang menghadapi persoalan ekonomi yang cukup pelik di Turki. Dalam beberapa waktu terakhir, inflasi di Turki membumbung tinggi dan daya beli melemah.
Cara Erdogan dalam mengatasi bencana gempa bumi di perbatasan Turki dengan Suriah pada Februari lalu juga dianggap kurang efektif sehingga jumlah korban tewas sampai 45 ribu jiwa. Gempa bermagnitudo 7,7 itu msuk dalam 10 lindu terburuk di dunia selama 100 tahun terakhir.
Isu ekonomi dan penanganan bencana itu seharusnya yang menjadi pokok perdebatan dalam pilpres Turki. Namun, yang terjadi adalah pembunuhan karakter terhadap Erdogan secara masif oleh media Amerika dan Eropa yang mewakili kepentingan oligarki dunia.