Cegah Kekerasan Seksual di Ranah Digital
Berdasarkan riset dari Riset Association for Progressive Communication (APC) ada tiga tipe orang yang paling beresiko mengalami kekerasan seksual digital, yaitu seseorang yang terlibat dalam hubungan intim, profesional yang sering terlibat ekspresi publik (aktivis, jurnalis, penulis, aktor, musisi), dan penyintas korban penyerangan fisik.
KBGS memberi efek yang besar pada korbannya, seperti yang disampaikan oleh Wakil Koordinator Mafindo Wilayah Jombang Anik Nur Qomariyah.
Dia mengatakan psikologis, sosial, ekonomi, mobilitas terbatas, dan sensor diri seseorang dapat berdampak secara negatif karena KBGS.
"Korban atau penyintas ini bisa mengalami depresi, kecemasan, dan ketakutan. Ada juga titik tertentu di mana beberapa korban atau penyintas menyatakan pikiran bunuh diri sebagai akibat dari bahaya yang mereka hadapi," jelas Anik.
Oleh karena itu, dia menyampaikan sebaiknya ketahui pemicu terjadinya KBGS yang bisa karena faktor motivasi atau tujuan.
"Motivasi bisa seperti balas dendam, cemburu, agenda politik, kemarahan, agenda ideologi, hasrat seksual, kebutuhan keuangan, atau menjaga status sosial. Sementara tujuan bisa karena ingin menyakiti psikologis, fisik, instrumental, atau penegakan norma," katanya.
Dia mengingatkan bahwa memperjuangkan keadilan bagi perempuan terutama di kasus-kasus KBGS adalah tugas bersama.
Apalagi perempuan masa kini memiliki kekuatan besar, empati, dan kemauan untuk bergerak, berkolaborasi, dan berdaya bersama-sama.