Cerita Kepsek Penggerak Ciptakan Sekolah Ramah Anak, BOS Dimaksimalkan untuk Guru & Tendik
Ini terjadi karena terbatasnya jumlah guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Dana yang digunakan untuk operasional sekolah hanya 50%. Mulai dari menyediakan bahan habis pakai untuk operasional sekolah dan bahan membuat media pembelajaran bagi guru.
Menyiapkan dana KKG mini sekolah untuk peningkatan kompetensi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran, menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung siswa mengembangkan kompetensinya.
"Pada dasarnya, dengan dana BOS yang minim itu, kami berusaha menggunakan seefektif mungkin untuk operasional sekolah, pembiayaan tenaga honorer, dan peningkatan kompetensi guru, serta peningkatan kualitas pembelajaran," beber finalis Ki Hadjar Dewantara Award 2018.
Bu Yunitha mengungkapkan target besarnya dalam meningkatkan angka literasi dan numerasi siswa. Pertama, guru wajib melakukan assesmen awal pembelajaran dan mengelompokkan siswa sesuai kemampuan dan kebutuhan belajarnya.
Kedua, guru wajib memiliki profil belajar siswa terkait karakteristik siswa, gambaran kondisi keluarga, minat dan gaya belajar siswa melalui assesmen diagnostik non kognitif.
Ketiga, kepala sekolah akan mendampingi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran differensiasi di kelasnya masing-masing dengan menerapkan strategi pembelajaran literasi dan numerasi yang dapat membantu mengembangkan kemampuan literasi numerasi siswa.
Keempat sekolah akan menyediakan semua kebutuhan terkait alat dan bahan yang dibutuhkan guru untuk membuat media pembelajaran. Kelima sekolah akan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan KKG di tingkat sekolah maupun komunitas untuk meningkatkan kompetensi guru.
"Mimpi saya saat ini sekolah bisa menyediakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa untuk belajar seperti menghadirkan perpustakaan sekolah walaupun ruangannya masih bersama ruang guru yang disekat, membuat kelas literat dan pojok literasi di setiap kelas," pungkas Yunitha May Atanumba. (esy/jpnn)