Cerita Para Santri Darul Akhfiya Nganjuk yang Digerebek Polisi
Ngefans, Langsung Ubah Nama Jadi OsamaKamis, 15 November 2012 – 00:05 WIB
Rasa heran juga ditunjukkan beberapa santri lain atas penggerebekan pondok mereka. Mereka berusaha meyakinkan bahwa tidak ada yang janggal dengan pesantren itu. Bahkan, hingga kini mereka masih mendapat kiriman uang dari orang tua untuk hidup selama di pondok. Termasuk, membayar SPP bulanan yang besarnya variatif, mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.
"Orang tua saya juga pernah datang ke pesantren. Mereka senang," kata Saifudin, 18, santri asal Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Blitar.
Ketua Asrama Pondok Darul Akhfiya" Mahmud menegaskan bahwa di pondoknya tidak ada latihan kemiliteran seperti yang dituduhkan. Yang ada hanyalah latihan bela diri silat. Tapi, untuk itu, mereka tidak mengundang guru dari luar, melainkan memanfaatkan tenaga di pondok tersebut.