Cinta Ditolak Putri Pak Camat, Pria Mualaf Menikahi Gadis Buta Lumpuh
“Sabar grandmother (nenek, Red) yang cantik dan awet muda. Herman ingin mendapatkan wanita saleha yang tidak hanya cantik secara paras. Tapi juga saleha, memiliki ilmu agama yang tinggi. Sehingga bisa menyempurnakan keimananku,” ucap Herman meyakinkan sambil menggoda nenek kesayangannya.
Singkat cerita, sebulan berlalu semenjak berada di Samarinda Seberang, Herman bertemu dengan Khadijah, anak dari Camat Samarinda Seberang, Ansarullah, yang terkenal cantik dan taat beribadah.
Melihat kesabaran, kesantunan yang didukung oleh paras cantik, Khadijah mampu membuat Herman jatuh cinta. Tiga bulan saling kenal, membuat pria tampan tersebut ingin meminang Khadijah.
“Demi Allah aku jatuh cinta kepadamu Khadijah. Aku ingin engkau menjadi pendampingku. Karena aku tidak melihat gadis saleha sepertimu di Kampung Ketupat ini. Yang berparas cantik sangat banyak. Tetapi yang bisa menjadi pendamping dan menyempurnakan imanku rasanya hanya engkau. Izinkan aku menemui orangtuamu dan meminangku Khadijah,” ucap Herman kepada Khadijah usai menjalankan sholat magrib bersama di Masjid Siratal Mustaqim, Samarinda Seberang.
Namun bukan reaksi bahagia yang diperoleh Herman dari Khadijah. Melainkan raut wajah penuh kesedihan. Hingga akhirnya kata penolakan pun keluar dari bibir tipisnya.
“Aku tidak bisa menerima lamaranmu Herman. Tiga bulan kita bersama, aku hanya menganggap itu sebagai persahabatan. Tidak lebih. Maafkan aku Herman. Assalamualaikum,” ucap Khadijah sambil berlalu pergi.
Tiba di rumahnya yang berada di kawasan Kelurahan Tenun, Khadijah menyampaikan niatan baik sahabatnya tersebut.
Ansarullah, ayahnya, sangat terkejut mengapa putrinya yang tidak cacat barang sedikitpun menolak lamaran seorang pria tampan dan mapan tersebut.