COVID-19 Ubah Perilaku Hubungan Internasional
Dalam analogi ini - ada dua jenis pemburu, yaitu pemburu rusa yang tingkat kesulitannya lebih tinggi serta memerlukan kerjasama, serta pemburu kelinci yang berburu sendiri-sendiri.
Model Problem Koordinasi "stag hunt"
- Dalam bukunya yang berjudul Discourse on Inequality, filsuf Eropa Jean-Jacques Rousseau, pada 1754 bercerita tentang dua pemburu yang memiliki pilihan untuk berburu rusa atau kelinci.
- Keduanya harus pulang dengan membawa hasil.
- Masalahnya, walau bernilai lebih besar, pilihan berburu rusa berisiko tinggi dan mengharuskan para pemburu untuk berkolaborasi, bahkan tanpa saling tahu langkah apa yang diambil pihak lainnya.
- Ini membuat si pemburu cenderung mengambil pilhan kedua: berburu kelinci sendiri-sendiri, dibanding percaya bahwa pemburu lain bersedia bekerja sama untuk berburu rusa.
"Saat ini, banyak aktor, baik perorangan, komunitas, maupun negara yang berlaku seperti pemburu kelinci dalam analogi itu," ujar Randy kepada Hellena Souisa dari ABC News.
"Kita cenderung merespon pandemi sendiri-sendiri," tambahnya.
Namun, Randy memaklumi keputusan banyak negara saat ini yang memilih bekerja sendiri dibanding bekerja sama.
"Saya melihat [tindakan] ini muncul karena informasi yang terbatas dan horizon kalkulasi strategis yang pendek," kata Randy.
Namun apakah aksi berburu kelinci ini akan berlanjut setelah pandemi usai sehingga mengubah secara drastis tatanan hubungan internasional, Randy juga tidak terlalu yakin.
"Pandemi ini adalah critical juncture. COVID-19 ini sebenarnya hadir dalam memberikan ruang perubahan dalam tatanan liberal yang selama ini didominasi Barat."