Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Daan Mogot Bukan Sekadar Nama Jalan, Inilah Pertempuran Terakhirnya

Kamis, 03 September 2015 – 06:06 WIB
Daan Mogot Bukan Sekadar Nama Jalan, Inilah Pertempuran Terakhirnya - JPNN.COM
Mayor Daan Mogot. Foto: Istimewa.

jpnn.com - DAAN Mogot berumur 17 tahun ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pemuda kelahiran Manado, 28 Desember 1928 itu mati muda. Gugur saat hendak melucuti senjata tentara Jepang di desa Lengkong, Serpong, Tangerang.  

-------
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
-------

Hari itu almanak bertarekh 25 Januari 1946. Ba’da Sholat Jumat, Mayor Daan Mogot memimpin para taruna Akademi Militer Tangerang (AMT) berangkat dengan tiga truk dan satu jip militer dari markas Resimen IV TRI menuju markas Jepang di desa Lengkong. 

Dalam rombongan itu ada empat orang eks Gurka--tentara bayaran Inggris--dari India yang membelot ke republik. Ke-empatnya didandani bak pasukan Sekutu. Mengenakan uniform ala tentara Inggris. Maksudnya mau tipu-tipu, seolah itu operasi gabungan TKR-Sekutu sebagai pemenang perang dunia kedua yang akan melucuti Jepang.

Aksi ini sudah direncanakan baik-baik oleh Daan Mogot, selaku pendiri sekaligus Direktur Akademi Militer Tangerang bersama Kapten Soebianto Djojohadikoesoemo dan Letnan Soetopo. “Keberangkatan siang itu diliputi suasana optimis,” tulis Moehkardi dalam buku Pendidikan Perwira TNI AD di Masa Revolusi

Sesampai di tujuan, Daan Mogot berunding dengan Kapten Abe, pimpinan tentara Jepang di Lengkong. Mereka sudah saling kenal sebelumnya, mengingat semasa pendudukan Jepang, pemilik nama asli Elias Daniel Mogot ini pernah menjadi pelatih PETA di Bali dan Jakarta. 

Perundingan berlangsung baik. Daan didampingi Alex Sajoeti, taruna AMT yang mahir berbahasa Jepang. Di luar ruang runding, Soebianto dan Soetopo sudah mengerahkan para taruna AMT masuk barak. Sekira 40 serdadu Jepang dijejer di lapangan. Senjata mereka dikumpulkan. Para “saudara tua” itu termakan muslihat. 

“Mereka percaya bahwa yang sedang bertugas adalah operasi gabungan TKR-Sekutu,” tulis Rosihan Anwar, Ramadhan KH, Ray Rizal, Din Madjid dalam buku Kemal Idris--Bertarung dalam Revolusi.

DAAN Mogot berumur 17 tahun ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pemuda kelahiran Manado, 28 Desember 1928 itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News