Dapatkah 'Bali Process' yang Diketuai Australia dan Indonesia Menyelesaikan Masalah Pengungsi Rohingya?
"Karena itu, isu ini harus menjadi yang terdepan dalam pertemuan Menteri Luar Negeri di kawasan, jika mereka serius memberantas penyelundupan manusia dan perdagangan manusia."
Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen mendesak Australia untuk menampung lebih banyak lagi warga Rohingya yang kini mendekam di tempat penampungan.
Kepada ABC ia mengatakan banyak negara sudah meningkatkan jumlah pengungsi Rohingya secara substansial, tapi ia ingin melihat Australia juga bisa melakukannya.
"Jika mereka bisa melakukannya, mengapa bukan Australia? Australia relatif lebih banyak akal, jadi saya pikir sudah saatnya Australia maju dan memukimkan kembali beberapa orang yang tertekan itu," katanya.
Menlu Australia, Penny Wong, mengatakan Australia mengakui jika Bangladesh memikul "beban berat" dengan krisis pengungsi Rohingya, tetapi pemerintah Australia sudah memberikan kontribusi besar untuk membantu.
“Kami telah memberikan bantuan kemanusiaan tambahan yang substansial ke Myanmar dan Bangladesh sejak 2017, saya kira sudah lebih dari $350 juta sejak saat itu,” katanya.
"Dan setelah kami memerintah, saya mengumumkan $135 juta dalam anggaran kami sebagai kontribusi untuk Myanmar dan Bangladesh untuk tahun keuangan saat ini sebagai pengakuan atas apa yang terjadi."
Penny tidak membuat komitmen baru tentang pemukiman kembali pengungsi, tapi mengatakan program bantuan Australia "murah hati" menurut standar global.