Dari Myanmar, Eropa sampai Venezuela, Belasan Juta Orang Hidup Tanpa Kewarganegaraan
jpnn.com, LONDON - Saat ini diperkirakan ada 10 hingga 15 juta orang tidak diakui sebagai warga negara mana pun. Kondisi ini membuat mereka kehilangan hak dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan, tempat tinggal dan pekerjaan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan pengungsi, UNHCR, menggelar pertemuan akbar antar-pemerintah untuk menilai kemajuan kampanye #Ibelong, Senin (7/10). Kampanye itu digelar dengan tujuan mengakhiri status tanpa kewarganegaraan pada 2024. (ant/dil/jpnn)
Berikut contoh-contoh penduduk yang tidak memiliki kewarganegaraan:
MYANMAR/BANGLADESH
Pada 1982, Myanmar --yang sebagian besar penduduknya beragama Buddha-- mengesahkan undang-undang kewarganegaraan yang secara efektif membuat sebagian besar penduduk Rohingya --suku Muslim dan keturunan Asia Selatan-- tidak memiliki kewarganegaraan.
Kekerasan etnik telah memaksa mereka pergi mengungsi, namun ratusan ribu di antara mereka masih tinggal di Myanmar. Ada sekitar 900.000 orang Rohingya mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh, dan sejumlah kecil lainnya di seluruh Asia.
Beberapa dari mereka terjerumus ke dalam perbudakan di kapal-kapal penangkap ikan dan perkebunan.
PANTAI GADING
Di Pantai Gading ada 690.000 orang yang tinggal tanpa kewarganegaraan. Banyak di antara mereka adalah turunan para migran dari negara-negara tetangga yang terdorong bekerja di perkebunan kopi dan kapas di Pantai Gading pada abad ke-20.
Sedikitnya 25 persen penduduk Pantai Gading diperkirakan merupakan keturunan warga asing. Pertanyaan soal siapa yang warga Pantai Gading dan siapa yang bukan telah ikut mengobarkan dua kali perang di negara Afrika Barat itu.