Delapan Penambang Emas Liar Tewas
Akhirnya, kecurigaan itu dilaporkan kepada pihak kepolisian yang memberitahukan bahwa mereka semula bekerja di area Unit Bisni Pertambangan Emas (UPBE) PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata lobang bibir tempat penggalian emas liar itu sudah tertutup timbunan longsor tanah dan batuan.
“Malam itu, pencarian tidak dilakukan karena cuaca yang tidak memungkinkan. Sehingga dilakukan hari ini (kemarin- red), “ujarnya.
Menurut Suparta, maraknya penambangan emas liar dilokasi tersebut dikarenakan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi. Sehingga, oleh warga sekitar loksi itu menjadi pilihan untuk menambang emas secara tradisonal. Sebab, penjagaan dari PT Antam, selaku pemegang izin eksplorasi emas di Gunung Pongkor tidak terlalu ketat.
Meski demikian, pihaknya sudah berupaya menyelidiki penyebab terjadinya longsor. Mereka pun akan memanggil perusahaan itu untuk memintai keterangan terkait keberadaan gurandil yang secara bebas melakukan penggalian.
"Kami duga mereka datang dari jalur tikus secara tersembunyi. Ya nanti bisa dibuktikan apakah lemahnya pengawasan dari pemilik tambang atau kesengajaan para gurandil. Kami sudah panggil manajemen PT Antam untuk dimintai keterangan," imbuhnya.
Sementara, Head External Public Relation UBPE, PT Antam Tbk, Arif Firmanto menyatakan, pihaknya belum menerima laporan secara detail terkait peristiwa yang menimpa delapan gurandil yang tewas akibat longsornya tanah. Sebab, saat peristiwa naas itu terjadi mereka sedang menghentikan kegiatan karena hujan deras terus mengguyur.
Ketika disinggung mengenai, lemahnya pengawasan yang dilakukan perusahaan pertambangan plat merah itu, Arif membantah dengan keras. Pasalnya, pengawasan dengan metode patroli sudah sering dan ruitin dilakukan bersama aparat kepolisian.