Dengan Kebijakan Mentan Amran, Durian Kini Surplus 733 Ton
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, sejumlah kebijakan yang dilakukan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menunjukan hasil yang positif.
Salah satunya adalah produksi komoditas durian. Pasalnya, ketika 2017, produksinya defisit. Namun, pada 2018 sudah surplus hingga 733 ton dan mampu untuk diekspor.
“Pada 2017 neraca perdagangan durian defisit. Ekspornya hanya 240 ton sementara impor lebih besar mencapai 764 ton sehingga defisit 524 ton. Tapi ekspor durian Januari-September 2018 melonjak 1.084 ton, impor hanya 351 ton. Artinya surplus 733 ton,” terang dia, Senin (26/11).
Dia menambahkan, peningkatkan ekspor pada tahun ini terjadi karena kerja keras dan wujud nyata komitmen Mentan Amran Sulaiman dalam meningkatkan volume ekspor dan mendorong investasi.
"Untuk mempermudah izin ekspor, Kementan telah menerapkan sistem OSS (online single submission). Regulasi direvisi, di antaranya Permentan 29 tahun 2018. Semula mengurus izin ekspor tanaman hias dan benih hortikultura butuh waktu 8 hari sekarang menjadi 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean," papar dia.
Kementan juga masif melakukan penanganan dari hulu, budidaya hingga hilir dikawal sehingga menghasilkan durian berkualitas dan bersaing. Alhasil, ekspor durian telah menembus banyak negara.
“Ekspor durian telah merambah pasar Hongkong, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Belanda dan Australia,” sebut Suwandi.
Dia juga mengatakan, jumlah pohon durian di 2017 sebanyak 8,2 juta pohon yang produksi sebesar 795 ribu ton. Dalam meningkatkan produksi durian, Kementan menggelontorkan bantuan benih dan membangun kawan durian.