Di Hadapan Karni Ilyas, Novel Baswedan Bicara soal Berperang tetapi Ditembak dari Belakang
jpnn.com, JAKARTA - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai pelemahan terhadap lembaga tempatnya bertugas saat ini mendekati sempurna.
Mantan polisi itu menganggap bekerja di KPK ibarat ditugaskan berperang, tetapi malah ditembak dari belakang oleh pihak yang menugaskannya.
"Apakah ada orang disuruh berperang tetapi dia ditembak dari belakang, sementara dia diancam oleh orang yang menyuruh melakukan tugas-tugas itu? Saya kira enggak logis," kata Novel saat berdiskusi dengan Karni Ilyas di salah satu kanal YouTube.
Novel menyadari masalah utama yang dihadapi penegak hukum ialah intervensi. Menurutnya, hal itu bisa terjadi setelah adanya undang-undang baru tentang KPK yang mewajibkan pegawai lembaga antirasuah itu alih status menjadi aparatur sipil negara (ASN).
"Pelemahan ini belum 100 persen terjadi. Independensi pegawai akan sangat berkurang ketika menjadi ASN. Saya bukan mengecilkan ASN, bahkan kalau kami lihat kawan-kawan ASN banyak mengeluhkan hal itu. Ketika mereka bekerja dengan benar, mereka bilang bisa dipindahkan, disanksi, dan lain-lain," jelas Novel.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1998 itu menambahkan, hal tersebut menjadi perhatian pegawai KPK yang selama ini menjaga integritas dan independensi.
Seharusnya, katanya, pegawai KPK diberi jaminan dalam bekerja agar bisa memberantas korupsi.
"Kami yang mau dibawa ke sana, bukannya permasalahan itu dibereskan. Saya yakin pada kondisi tertentu independensi pegawai makin lemah, makin tidak berdaya, harapan apa lagi yang mau dibuat?" tanya Novel.(tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: