Dibuang dari Jawa, Samin Surosentiko jadi Penduduk Padang
Pada Januari 1903, menurut laporan Residen Rembang, ia telah punya pengikut di 34 desa di Blora Selatan dan Bojonegoro sejumlah 772 orang.
Mereka mengasingkan diri dari kehidupan desa dan menolak menyerahkan padinya di lumbung-lumbung desa atau menyatukan ternaknya dengan kepunyaan orang desa lain.
Mereka masih bersedia membayar pajak, tetapi mengatakan bahwa hal itu bukanlah suatu keharusan, tetapi hanya suatu sumbangan yang berdasarkan sukarela.
Samin sendiri telah berhenti membayar pajak. Tetapi ia mengatakan kepada penganutnya bahwa mereka belum cukup murni waktunya untuk mengikutiunya.
Menantu-menantu Samin, yang bernama Surohidin dan Karsiyah sanat giat menyebarkan ajaran tersebut.
Gerakan itu terus berkembang hingga Ngawi, Grobogan dan Rembang bagian Selatan. Pada 1907 jumlah pengikut Samin sudah menjadi 3000 orang.
1 Maret 1907 beredar isu Samin dan orang-orangnya akan memberontak. Pasukan dikirim. Ketika mendapati sekelompok orang menghelat upacara selamaten di desa Kedung Tuban, tentara lantas saja menuding orang-orang itu ada hubungan dengan pemberontakan.
Beberapa hari berikutnya Samin diundang bupati datang ke Rembang. Di sana, dia berserta delapan orang pengikutnya ditangkap dan dibuang ke Padang. (wow/jpnn)