Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Diet Soda dan Kaitannya dengan Karbohidrat

Kamis, 12 Maret 2020 – 10:59 WIB
Diet Soda dan Kaitannya dengan Karbohidrat - JPNN.COM
Minuman bersoda. Foto: AFP

jpnn.com - Minum soda diet bisa menyebabkan sindrom metabolik, campuran buruk tekanan darah tinggi dan gula darah yang mengarah pada kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan strok.

Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa ketika Anda memasangkan sucralose pemanis buatan umum dengan karbohidrat - bukan pemanis saja, maka metabolisme tubuh berubah dengan cara yang bisa menyebabkan sindrom metabolik.

Secara teoritis, itu berarti Anda bisa menikmati soda diet manis-sucralose tanpa mengubah metabolisme tubuh Anda secara negatif jika Anda meminum dengan sendirinya - selama itu tidak terlalu dekat dengan mengonsumsi karbohidrat, tentu saja.

"Pertanyaan yang kebanyakan orang tanyakan kepada saya adalah, 'Oke, jadi ini berarti saya bisa minum soda diet jika saya meminumnya sendiri, tetapi berapa lama saya harus menunggu?' Kami belum tahu itu," kata penulis studi dan neuropsikolog, Dana Small, yang mengarahkan Pusat Penelitian Diet dan Fisiologi Modern di Universitas Yale, seperti dilansir laman MSN, Rabu (11/3).

Pertama, penelitian ini hanya melihat satu pemanis buatan - sucralose. Di seluruh dunia, merek sucralose yang paling umum adalah Splenda, Zerocal, Sukrana, SucraPlus, Candys, Cukren dan Nevella.

Ada lusinan pemanis buatan lainnya yang mungkin memengaruhi metabolisme secara berbeda.

"Hasil ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua pemanis karena jenis utama dari pemanis berbeda biasanya dimasukkan ke dalam makanan dan minuman kita (termasuk sucralose, aspartame, sakarin dan Ace-K) dimetabolisme secara berbeda dan karenanya akan memiliki efek kesehatan yang berbeda," kata Sarah Berry, dosen senior ilmu gizi di King's College di London dan tidak terlibat dalam penelitian ini.

Selanjutnya, kita benar-benar tidak makan atau minum pemanis buatan kita sendiri. Mereka dimasukkan ke dalam banyak makanan ringan, permen, dan produk olahan yang kita konsumsi setiap hari.

Penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang menyarankan agar kita tidak melihat minuman diet sebagai alternatif yang sehat untuk minuman manis gula.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News