Diganggu Angin, Satu Pemanah Indonesia Tersingkir dari Olimpiade Tokyo
"Tadinya, saya kurang cermat di seri terakhir jadi lawan lebih cepat menyelesaikan. Dia lebih enak main karena lebih dulu menemukan tempat," tambahnya.
Sementara itu, pelatih Tim Panahan Indonesia, Permadi mengatakan, Arif sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih hasil terbaik. Dia menilai wajar anak didiknya itu belum bisa konsentrasi menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem.
Selain karena usia yang masih muda, Olimpiade Tokyo menjadi debutnya di pesta olahraga terakbar sedunia ini.
"Arif sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kita tidak bisa membohongi ini Olimpiade pertamanya. Ini luar biasa karena Arif belum pernah ikut PON, tapi langsung ikut Olimpiade,"
"Jadi, kalau dilihat sih memang kita perlu banyak event untuk atlet panahan ini supaya bisa menyesuaikan di kondisi yang memang ekstrem," katanya.
Pengalaman Arif menghadapi cuaca ekstrim ini, kata Permadi, akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pelatih dan pembina pelatnas untuk menghadapi berbagai event internasional maupun Olimpiade 2024 Paris.
"Selama ini kita latihan di Jakarta. Sepertinya kita perlu mencari tempat latihan lain dengan cuaca hujan, panas atau dingin. Ini sangat perlu karena Arif adalah bahan medali untuk 2024 di Paris nanti,"
"Usia Arif masih sangat muda, 17 tahun. Mudah-mudahan di Olimpiade berikutnya dia akan kembali tampil dan meraih prestasi lebih baik," katanya.