Digitalisasi Pertanian Menuju Era Baru Wujudkan Ketahanan Pangan
SYL pun mendorong penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh para petani dalam memenuhi kebutuhan usahanya di bidang tanaman hias.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengatakan, kontrak ekspor tersebut berlangsung untuk jangka waktu dua tahun ke depan. Guna mendukung kegiatan ini, BNI turut mengucuran fasilitasi KUR hingga Rp 50 juta per debitur.
"Minaqu Indonesia sudah pernah ekspor tapi kali ini skala besar. Kami akan dukung untuk mengembangkan plasma-plasma petani. Ada 1.000 plasma yang akan difasilitasi di sini dengan paket dengan paket berupa kultur jaringan yang dikembangkan oleh CV Minaqu, sarana produksi dan rumah lindung,” ujarnya bertempat di Kantor Ditjen Hortikultura.
Di tempat yang sama, Prihasto turut meresmikan Hortimart. Hortimart merupakan sebuah show window produk hortikultura dengan mendatangkan langsung dari lahan para petani. Asosiasi Pasar tani menggawangi isi produk yang ada pada Hortimart.
Kiprah Pasar Tani menghantarkan produk hortikultura cukup diancungi jempol. Gerai berupa tenda lapak di daerah kini bahkan sudah masuk ke area mal wilayah Jabodetabek, Bandung, Kalimantan dan Jogja.
“Adanya pandemi diakui tidak menjadi masalah bagi Pasar Tani. Penjualan sayur dan buah dapat berjalan dengan baik baik offline maupun online. Penjualan online kami juga berjalan dengan baik dan optimal,” ujar Ketua Pasar Tani Pusat, Wihartati.
Tidak hanya online, penjualan offline di mal-mal, kata Wihartati, juga padat permintaan.
“Jika dulu di awal perjuangan kami menembus mal sangat luar biasa, kini juga sebaliknya. Kami justeru banjir pesanan dari pihak mal untuk melakukan display di tempat mereka,” terang dia.