Dinar-Dirham yang Mulai Populer sebagai Alat Pembayaran
Dapat Nasi Goreng Plus Kembalian Rp 20 RibuSabtu, 09 Januari 2010 – 04:34 WIB
Pebisnis yang bergabung berasal dari beragam bidang. Mulai toko pakaian, jasa katering, biro perjalanan, penyedia peranti lunak, hingga desain grafis. Zaim mengaku tidak bisa memantau nilai transaksi perdagangan di antara anggota jaringan itu. "Yang jelas, transaksi itu terus berjalan. Sebab, prinsip dasarnya sukarela menggunakan dinar dan dirham," ujar ayah lima anak tersebut.
Dia menuturkan, banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan dinar dan dirham sebagai alat transaksi. Sebab, mata uang itu terkenal paling stabil dan bisa melawan ganasnya inflasi. "Kita ini dipaksa menggunakan rupiah di Indonesia. Lalu, ketika ke Singapura dipaksa menggunakan dolar Singapura," ucap Zaim yang juga ketua PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) itu.
Padahal, kata dia, nilai setiap rupiah yang kita pegang akan terus jatuh. "Tidak dirampok pun, nilai uang yang kita simpan di bank terus berkurang," tegas Zaim yang sudah menulis lebih dari sembilan buku tersebut.Saat ini, kata dia, banyak yang memegang dinar dan dirham karena percaya harga emas akan terus naik. Karena itu, mereka berpotensi memperoleh gain (keuntungan). Konsep itulah yang menjadikan dinar sebagai alat investasi dan komoditas murni.