Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dipimpin Jokowi - JK, Produksi dan Ekspor Hortikultura Naik

Kamis, 29 November 2018 – 22:26 WIB
Dipimpin Jokowi - JK, Produksi dan Ekspor Hortikultura Naik - JPNN.COM
Pembicara Bincang Asyik Pertanian Indonesia (Bakpia) di Bandung, Jawa Barat. Foto: Humas Kementan

Dampak kebijakan tersebut, sambung Suwandi, langsung dirasakan pelaku usaha. Ekspor produk hortikultura seperti manggis, nanas, benih kangkung, durian, pisang, bawang merah, wortel, tanaman obat hingga tanaman hias meningkat signifikan.

Data BPS menyebutkan ekspor nanas 2016 sebanyak 138.400 ton, di 2017 naik 210.045 ton. Ekspor manggis periode Januari-September 2018 melonjak 378,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor durian hingga September 2018 melesat naik 733 persen dibanding 2017. Dulunya neraca perdagangan durian defisit, tetapi sekarang surplus.

"Buah-buahan lain yang ekspornya turut naik antara lain pisang, salak, jeruk dan rambutan. Kalau dulu hampir tiap hari kita dijejali dengan buah-buahan impor, kini buah-buahan lokal sudah mampu merajai, bahkan ekspor," terangnya.

Selain buah-buahan, Suwandi mengungkapkan kinerja bawang merah juga mencatatkan prestasi yang membanggakan, dari semula masih impor 74 ribu ton tahun 2014, bisa turun drastis hingga nol persen di tahun 2016. Sejak 2016 hingga saat ini sudah tidak lagi impor Bawang Merah dan Cabai Segar, sehingga mampu membalikkan keadaan menjadi ekspor.

"Demikian juga untuk kentang sayur, kita sudah tidak perlu impor alias swasembada. Untuk kentang industri, salah satu produsen olahan makanan berbasis kentang terbesar di Indonesia telah menyatakan siap swasembada tahun 2019. Sementara pasokan ke industri lainnya akan selesai di tahun 2020," ungkapnya.

Suwandi menambahkan kinerja subsektor hortikultura pun mampu menyumbang PDB 196 Trilyun di tahun 2017, naik dari tahun 2013 sebesar 137,3 Trilyun. Usaha Hortikultura semakin digandrungi masyarakat karena nilai tambah ekonominya yang sangat menjanjikan dibanding subsektor lainnya.

Indikatornya, lanjutnya, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Hortikultura yang dirilis BPS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Periode hingga Oktober 2018, NTUP Hortikultura mencapai 111,79 naik signifikan dibanding tahun 2014 yang hanya 106,05.

“Naiknya NTUP mengindikasikan bahwa usaha tani Hortikultura semakin menguntungkan secara ekonomi. Artinya kesejahteraan petani juga meningkat," paparnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi membeberkan, kurun waktu 4 tahun terakhir, berbagai indikator kinerja hortikultura semakin membaik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News