Ditolak, Imigran Tetap Tidur di Luar Rusun Pengungsian
jpnn.com, SIDOARJO - Pemindahan imigran yang mengantongi izin pengungsi (refugee) dari Bangil, Pasuruan, ke Rumah Susun Puspa Agro, Jemundo, tidak berjalan mulus. Beberapa warga negara asing (WNA) itu menolak.
"Satu kamar diisi tiga orang. How guys atau diartikan bagaimana Rek?" kata Sam Ahmad, salah seorang pengungsi asal Afghanistan, sambil mengepalkan tangan kanannya tinggi-tinggi.
Teman-teman Ahmad serentak menjawab tidak. Sebanyak 64 pengungsi pindahan dari Rudenim Bangil itu memilih menetap di luar pagar rusun.
Para pengungsi lama pun berempati. Mereka memberikan makanan dan minuman kepada para imigran pindahan tersebut.
Ternyata, sebagian sudah saling kenal. Selain dari Afghanistan, ada yang dari Iran, Iraq, Myanmar, Pakistan, Syria, dan Sri Lanka.
Kemarin (24/8) merupakan negosiasi kedua bagi para penghuni lama dengan wakil dari Direktorat Jenderal Imigrasi dan International Organization of Migration (IOM) Indonesia.
"Mau tidur di mana? Kamarnya cukup untuk dua orang saja. Satu di ruang tamu dan satu lagi di sekat bagian dalam," tambah Sam.
Saat Jawa Pos melihat, sejatinya kamar berukuran 6 x 4,5 meter. Cukup besar.