Ditolak Malaysia, Ratusan Muslim Rohingya Terancam Mati di Tengah Laut
“Saya mencatat bahwa Indonesia telah berulang kali menyatakan keprihatinannya terhadap nasib buruk Rohingya dan keinginan mereka untuk keterlibatan konstruktif melalui ASEAN untuk menyelesaikan krisis dan untuk menunjukkan jalan bagi masing-masing negara untuk memimpin respons regional yang lebih terkoordinasi,” kata Yuyun.
“Dan mari kita juga ingat bahwa dalam dua KTT berturut-turut sebelumnya pada 2018 dan 2019, kepala negara dan pemerintah ASEAN telah menegaskan kembali perlunya solusi yang komprehensif dan tahan lama untuk mengatasi akar penyebab krisis pengungsi, yang hanya dapat berhasil jika mereka merasa aman dan hak asasi manusia mereka dihormati, dilindungi dan dipenuhi,” ia melanjutkan.
Yuyun meminta ASEAN mengambil tindakan untuk menghentikan insiden ini dan mencegahnya terjadi lagi. “Mengembangkan kerangka kerja perlindungan pengungsi nasional dan regional akan memainkan peran penting dalam mengurangi ketidakpastian dan memungkinkan respons yang lebih efektif terhadap krisis di masa depan,” ujar dia.
Pada 16 April 2020, otoritas maritim Malaysia menolak masuk perahu yang membawa sekitar 200 warga Rohingya yang melarikan diri karena takut tertular COVID-19.
Kemudian pada 23 April 2020, dua kapal Rohingya tersebut mencapai pantai Tenggara Bangladesh tetapi Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen mengatakan bahwa Bangladesh tidak dapat lagi mengizinkan masuknya Rohingya. (ant/dil/jpnn)