Djaduk Butet
Oleh Dahlan IskanButet --dan Djaduk-- memang juga raja humor. Kemampuan mereka berhumor luar biasa. Termasuk menjadikan diri mereka sendiri sebagai bahan humor.
Sejak malam itu Galuh menunggui bapaknya di RS. Selama tiga hari. Sambil menunggu ibunya datang dari Jogja.
Galuh nangis terus antara lain ingat itu: setiap jam Djaduk menelepon Galuh. Djaduk terus menanyakan perkembangan jantung Butet.
Kini justru jantung Djaduk yang tidak tertolong.
Akhirnya bukan hanya Butet yang kehilangan Djaduk. Juga kita semua. Bangsa seniman Indonesia. Juga istrinya. Juga lima anaknya --yang nama depan mereka istemewa semua: Presiden, Gusti, Ratu, Nyaribunyi dan Rajane.
Keluarga yang di ruang tunggu itu nangis lagi. Kali ini karena ada pengumuman pesawat Batiknya akan delay 1,5 jam.
Mereka pun berharap masih sempat ikut misa. Yang dilaksanakan di Padepokan Bagong Kussudiardja. Yang hanya sekitar 500 meter dari rumah mereka.
Saya pun tidak bisa ketemu Djaduk lagi. Sudah setahun saya tidak bertemu Djaduk. Juga tidak bertemu Butet.