Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dokter Antono Sutandar: Cegah Penyakit Jantung, Jangan Main Medsos

Selasa, 01 Oktober 2019 – 19:42 WIB
Dokter Antono Sutandar: Cegah Penyakit Jantung, Jangan Main Medsos - JPNN.COM
Dokter Antono Sutandar Sp.JP-K memaparkan dampak berita medsos ke penyakit jantung. Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Penyakit jantung dan pembuluh darah masih tetap jadi pembunuh nomor satu di dunia termasuk Indonesia.

World Heart Federation mencatat lebih dari 17.900.000 orang meninggal setiap harinya karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara Kementerian Kesehatan mencatat, 12,9 persen kematian di Indonesia pada 2018 disebabkan karena penyakit jantung koroner.

Dokter Antono Sutandar Sp.JP-K, spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga wakil ketua Siloam Heart Institute, mengungkapkan, ada 10 penyebab utama kematian di Indonesia. Dalam range waktu 2007 hingga 2017, pembuluh darah dan jantung menduduki urutan pertama serta kedua.

Sedangkan diabetes di 2017 menduduki nomor tiga. Padahal 2007 posisinya di nomor enam. Sebaliknya penyakit TBC mengalami penurunan di 2017 menjadi urutan keempat. Pada 2007 di urutan ketiga.

"Dari data ini menunjukkan, pembuluh darah dan jantung masih jadi pembunuh utama di Indonesia," kata Dokter Antono dalam pertemuan pasien penyakit di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (1/10).

Dia menyebutkan, risiko jantung koroner mudah dialami orang-orang yang gaya hidupnya tidak sehat. Seperti senang makanan berkolesterol tinggi, merokok, stress (masalah keluarga dan tidak punya teman), diabetes, hipertensi.

"Kalau bisa kurangi kolesterol hingga 50 persen risiko terjadi jantung koroner bisa berkurang. Orang yang sudah dipakaikan ring dan mengonsumsi obat setiap hari, masih berisiko kena serangan jantung 6-7 persen per tahun. Makanya orang yang sudah kena serangan jantung dan pakai cincin, harus happy dan tidak boleh stres," tuturnya.

Dia menyebutkan, era digitalisasi yang ditandai dengan cepat menyebarnya informasi lewat media sosial turut menyumbang orang terkena serangan jantung lantaran stres. Orang jadi bingung dan marah mana informasi yang benar.

Dokter Antono Sutandar menyarankan untuk menghindari penyakit jantung dan pembuluh darah sebaiknya tidak main medsos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close