Dokter Twindy Rarasati Menang Melawan Corona, Ceritanya Menarik
Selama masa karantina, Twindy mengaku sesekali mengalami sesak napas, sakit kepala.
Namun tanpa demam dengan jumlah sel darah putih tak turun dan tak ada inflamasi signifikan.
Untuk penanganan, dia diberi vitamin C, antibiotik melalui infus dan Hydroxychloroquine sesuai pengawasan dokter.
Pemeriksaan suhu badan, tensi darah dan saturasi oksigen juga dia jalankan.
Twindy juga merasakan perubahan pada kekuatan tubuhnya terutama saat berolahraga.
"Di masa karantina mandiri aku juga ukur suhu sendiri, tetap beraktivitas fisik ringan. Aku sebelum kena juga aktif berolahraga, begitu kena kerasa banget fungsi paru (menurun), cepat capek. Yoga biasanya 90 menit jadi cuma 12 menit," papar dia.
Kepada mereka yang baru terdiagnosis COVID-19, Twindy berpesan agar mematuhi anjuran dokter, jika harus dirawat di rumah sakit maka jalankan.
"Tanya apa bisa karantina mandiri atau dirawat di rumah sakit. Kalau disarankan karantina mandiri, lakukan. Hal-hal yang harus diperhatikan seperti ruangan dia (pasien) sendiri dengan ventilasi udara cukup. Jangan panik. Stay positive. Banyak berdoa," pesan dia.