Door! Daud Ambruk di Depan Rutan, tak Bernapas Lagi
"Karena, selama Daud menunggu barang haram datang, ia berada di ruangan si DD itu. Rekaman CCTV ini akan kami pelajari. Ada tiga pintu yang dilewati Daud sampai ke ruangan DD. Kok bisa lolos? Berarti kan ada pesanan nih," ungkap Purnama.
Imbuh dia, “Sipir WR lagi kita periksa. DD mau kita susul lagi. DD itu yang sebenarnya nakal. Sampai Daud ini bisa masuk ke ruangannya melewati tiga pintu. Kok bisa dia dari jam tujuh sampai jam tiga pagi ada di dalam. Yang jelas DD ini sudah senior".
Selain barang bukti narkoba dan sarana yang digunakan untuk membawa barang haram itu dari perbatasan, kepolisian juga menyita sejumlah rekening Bank milik tersangka dan terperiksa.
Tujuannya untuk mengetahui aliran dana yang tertera apakah bersumber dari bisnis terlarang tersebut.
"Beberapa bukti seperti transfer uang, ini mau kita dalami. Seperti juga CCTV, bukti percakapan di ponsel, ini yang perlu kita rangkai. Harus ditelusuri dulu, tidak bisa main tuduh," papar Purnama.
Tersangka Dang sendiri mengaku tidak mengetahui barang yang dibawa oleh Wir. “Saya tak kenal. Saya cuma diperintahkan bos untuk antar tamu dari perbatasan Pontianak,” akunya.
Karena, menurut Dang, seorang driver taksi tak harus menanyakan apa yang dibawa oleh penumpangnya. Sayang, tugas jurnalistik para wartawan yang meliput untuk bertanya kepada tersangka lainnya dihalangi seorang pejabat Polda Kalbar dengan tiga melati di pundak.
Dalam kasus ini, para tersangka akan dijerat pasal 112 dan 114 UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman maksimalnya tak lain tak bukan ya hukuman mati.