Dorong Keberhasilan Budidaya Jamur, PHKT Implementasikan Inovasi SEMENJANA
“PHKT telah merubah sistem budidaya jamur yang konvensional menjadi budidaya jamur dengan produktifitas tinggi melalui penggunaan teknologi tepat guna sederhana sehingga mudah diaplikasikan dan diikuti,” ungkap Wahab.
Selain itu, PHKT turut berperan mengaktifkan kembali Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses terhadap kegiatan pertanian.
Namun kini Ibu–ibu KWT telah memiliki sumber pendapatan untuk keluarga dari budidaya jamur yang juga menjadi solusi untuk intensifikasi lahan pekarangan agar menjadi produktif.
Keberhasilan proses budidaya jamur sangat bergantung pertumbuhan myselium spora jamur yang sangat dipengaruhi oleh kondisi media tanam atau Baglog.
Proses sterilasi baglog ini akan sangat menentukan keberhasilan tumbuhnya mesilium jamur.
“Dengan kapasitas alat SEMENJANA sebanyak 240 Baglog dengan proses sterilisasi yang berlangsung sekitar 4-5 jam saja maka penghematan energi dari gas LPG 3 kg mencapai 50. Alat ini pun telah didaftarkan untuk mendapatkan paten sederhan di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual),” jelas Suwantono.
Budidaya jamur ini juga mampu menyelesaikan permasalahan limbah serbuk kayu yang ada di Kelurahan Waru, dengan demikian budidaya jamur dapat menjadi solusi atas beberapa permasalahan sekaligus, serta menjadi pendorong kesejahteraan petani melalui penambahan sumber pendapatan baru dari budidaya jamur.(chi/jpnn)