Dulu Susah, Mantan TKW Ini Termasuk Anak Muda Berpengaruh di Asia
Targetnya mulai anak-anak sekolah, mahasiswa, kalangan umum, hingga para pensiunan. ”Semangat dari kegiatan itu, kami ingin menumbuhkan generasi agropreneur dan agropreneur junior,” tuturnya.
Dia juga berharap warga kampung menekuni sektor pertanian dan siapa pun yang memiliki uang mau menanamkan modal di bisnis pertanian. Begitu juga generasi muda.
Setahun berjalan, kegiatan dan program yang dilakukan Heni semakin banyak dan menggurita. Mendapati respons positif dari seluruh penerima manfaat, akhirnya Heni dan suami memutuskan untuk membentuk komunitas Agroedu Jampang.
Komunitas tersebut berfokus membantu keluarga petani, keluarga TKI, keluarga penambang pasir, dan keluarga duafa pada umumnya. Agroedu Jampang memiliki empat lingkup kegiatan. Yakni pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan social emergency.
Dalam menjalankan program-program itu sejak 2013 hingga kini, komunitas tersebut dibantu para donatur untuk urusan operasional. Heni memerinci, 20 persen donatur berasal dari dalam negeri dan 80 persen berasal dari luar negeri.
Komunitas tersebut juga bermitra dengan ratusan organisasi, kelompok, maupun perusahaan. Saat ini Agroedu Jampang telah memberikan manfaat kepada ribuan keluarga yang tersebar di 40 kabupaten di Jawa dan Lombok.
Sejalan dengan hal itu, Heni dan Adit kini tengah menjalankan bisnis sosial seperti mengelola toko online yang bernama Bangjampang. Toko itu menjual aneka produk pemberdayaan para TKI, petani, dan para janda.
Menurut Heni, bisnis itu tidak profit oriented, melainkan benefit oriented. Tujuannya, memberikan solusi bagi masyarakat supaya berdaya.