Eko Yuli Irawan, Pincang pun Masih Bisa Pecahkan rekor PON
Tangis Anak Bakar Motivasi BertandingJumat, 14 September 2012 – 07:00 WIB
Cedera tersebut dialami ketika persiapan SEA Games 2011. Saat itu kaki kanan Eko terantuk besi barbel saat hendak melakukan angkatan snatch. Awalnya, hal itu dianggap biasa. Tak disangka, efeknya ternyata sangat parah. Di Olimpiade pun dia harus menahan rasa sakit.
"Saya sadar jika kondisi saya memang sangat parah. Karena itu, saya tidak mau ngoyo di PON. Yang penting emas. Ternyata malah memecahkan rekor," imbuhnya.
Untuk mengatasi cederanya, Eko harus mengonsumsi obat-obatan dan terus membebat kakinya sepanjang hari. Namun, dia tak bisa melakukan terapi. Eko mengungapkan, terapi tak mungkin dilakukan karena berkaitan dengan tulang. Lain cerita kalau cederanya terkait dengan otot.
"Tapi, setelah ini saya memang harus rest tiga bulan. Jadi, latihannya hanya untuk upper body," tutur Eko.