Ekspor Pertanian Terus Melesat
Adapun dari sisi volume ekspor pada tahun 2018 jumlahnya juga meningkat menjadi 42,5 juta ton atau 1,2 juta ton lebih tinggi jika dibandingkan dengan volume ekspor pada tahun 2017 yang hanya mencapai 41,3 juta ton.
"Dengan angka tersebut, artinya peningkatan kita sebanyak 1,2 juta ton," katanya.
Potensi pasar Indonesia juga sudah mulai diperhitungkan untuk melakukan ekspor produk pertanian dan peternakan adalah ke Negara Jepang.
Potensi ini merupakan peluang dari diversifikasi produk yang telah ada di pasar tujuan ekspor.
Produk yang berpotensi besar antara lain minyak nabati dan lemak. Lalu disusul lateks dan karet alam. Kemudian ada kopi, kakao, rempah-rempah, bahan asal tanaman lain, produk nabati dan hewani, teh dan minuman penyegar, kacang-kacangan, bahan pangan asal hewan, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
"Ekspor yang paling optimal menyerap pangsa pasar di Jepang adalah lateks dan karet alam, yaitu mencapai 98 persen dari total potensi pasar ekspor di Jepang," ujar Atase Pertanian KBRI Tokyo, Sri Nuryanti.
Sementara nilai ekspor yang paling besar, kata Nuryanti ditempati produk minyak nabati, lemak serta karet. Ekspor minyak nabati terdiri atas minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan minyak nabati lain termasuk margarin.
"Gambaran ekspor ini menunjukkan dominasi subsektor perkebunan. Terdapat juga ekspor komoditas hortikultura dan tanaman pangan, meskipun sejauh ini realisasinya belum optimal," katanya.