Ekspor Produk Pertanian Asal Lampung Terus Meningkat
jpnn.com, LAMPUNG - Kementerian Pertanian melalui Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan, layanan karantina untuk menjamin keamanan dan kesehatan produk pertanian agar dapat diterima negara tujuan ekspor terus meningkat, khususnya di Karantina Lampung.
“Dari tahun ke tahun, ekspor baik produk segar tumbuhan dan hewan menunjukkan angka peningkatannya,” kata Banun di sela acara peluncuran perdana ekspor Pisang Mas Tanggamus ke Cina, Selasa (24/4).
Banun menyebutkan, untuk produk hewan berupa Bat Guano, atau kotoran kelalawar sangat diminati Cina dan USA dengan jumlah ekspor meningkat dari 18 ton di tahun 2015 dan menjadi masing- masing 36 ton di tahun 2016 dan 2017.
Sementara untuk tumbuhan, terdapat 68 jenis produk pertanian dengan komoditas Palm Kernel Meal merupakan komoditas ekspor terbesar, dan disusul kopi biji,tetes tebu, RBD Palm stearin, nenas irisan, karet lempengan, Palm kernel meal, nenas sirup, kelapa bulat dan buah pisang.
Adapun tujuan negara ekspornya hampir ke seluruh penjuru dunia, atau tepatnya ke 78 negara. Mulai dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Uzbekistan hingga negara-negara di Timur Tengah.
Hal ini sejalan dengan data yang dilansir BPS tentang data ekspor pertanian naik 20,01%. Namun share-nya masih sangat kecil, hanya 1,81%, karena masih lebih besar industri olahan. Ekspor pertanian yang cukup besar sarang burung, kopi, jagung, dan tanaman obat.
Banun menyampaikan, jajarannya terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara tujuan ekspor, khususnya dalam harmonisasi peraturan perkarantinaan.
Sebagai tools trade, peraturan SPS (sanitary and phytosantary) menjadi tools perdagangan yang strategis dalam era non-traffif barries, kebjiakan tanpa tarif.