Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Epidemiolog Menilai Belum Ada Wilayah di Indonesia yang Layak Menerapkan New Normal

Selasa, 02 Juni 2020 – 18:16 WIB
Epidemiolog Menilai Belum Ada Wilayah di Indonesia yang Layak Menerapkan New Normal - JPNN.COM
Warga saat menyeberang jalan di kawasan Bunderan HI, Jakarta, Rabu (27/5). Pemerintah akan segera menerapkan kebijakan new normal. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menilai wilayah Kota Bandung masih belum layak menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal.

Secara keseluruhan jika dilihat dari berbagai indikator, kata Dicky, belum ada satupun wilayah kota atau kabupaten di Indonesia yang layak menerapkan new normal sehingga hal tersebut berlaku pula untuk Kota Bandung.

“Belum siap. Bandung belum siap. Belum ada satu wilayah pun yang siap. Sampai saat ini belum ada kabupaten kota yang siap,” kata Dicky yang dikutip dari keterangannya di Bandung, Selasa.

Menurut dia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman pelaksanaan new normal atau AKB. Ada beberapa indikator yang harus dipenuhi jika Kota Bandung akan melaksanakan AKB.

“Kita bisa menerapkan new normal bila mana pertama; dari sisi epidemiologi, dari sisi angka repoduksi di mana itu harus di bawah 1, jumlah kasus barunya paling ideal 0, kalau mau bertahap minimal berkurang setengahnya, nggak ada kematian akibat COVID-19. Itu dari sisi epidemiologi," kata ilmuwan yang juga berasal dari Bandung itu.

Selain dari segi epidemiologi, menurutnya indikator intervensi juga wajib diperhatikan, seperti cakupan pengetesan penyebaran penyakit, pelacakan penyakit, hingga kesiapan aturan, sarana, dan prasarana.

“Misalnya berapa cakupan testingnya. Tidak boleh menurun jumlah testingnya, minimal sama atau bagusnya meningkat dan (dilakukan) dengan PCR (Polymerase Chain Reaction). Jangan sampai dikatakan kasus menurun karena testing menurun, berarti tidak valid,” kata dia.

Sejauh Ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional. Pasalnya, berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung termasuk masih berada di zona kuning, atau cukup berat.

Salah satu indikator penerapan new normal dari sisi epidemiologi, angka repoduksi harus di bawah 1.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News