Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
Notifikasi serupa agaknya juga diberikan kepada Rusia, terbukti ada laporan yang menyebutkan pasukan oposisi menjamin tak akan mengutak-atik Tartus dan Latakia yang menjadi tempat pangkalan militer Rusia berada, selain basis bani Alawiyah, yang beraliran Syiah, dan merupakan pendukung utama rezim Assad.
Tak hanya Turki dan Rusia, AS pun diyakini mengetahui rencana pasukan koalisi perlawanan Assad itu. Indikasinya terlihat dari langkah AS melancarkan serangan udara ke posisi kaum militan sisa-sisa ISIS, karena khawatir memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan serangan yang dipimpin HTS.
Uniknya Turki juga kabarnya menyerang pasukan Kurdi SDF, yang ironisnya adalah sekutu AS. Baik AS maupun Turki berusaha memukul pihak-pihak yang hendak memanfaatkan situasi krisis akibat serangan HTS.
Realitas baru
Akhirnya pada Minggu 8 Desember 2024, Bashar al Assad tumbang. "Realitas baru", seperti disebut Presiden Erdogan, pun tercipta di Suriah.
Tapi kini muncul pertanyaan, apakah "realitas baru" itu membuat Suriah bersatu, atau menciptakan krisis baru yang sama brutalnya dengan yang lebih dahulu.
Apalagi beberapa laporan menyebutkan sudah terjadi bentrokan antara pasukan-pasukan oposisi, khususnya antara SDF dengan SNA. Sementara itu, tetangga-tetangga Suriah yang lain berhati-hati menanggapi perkembangan di Suriah.
Israel lain lagi. Panglima militer mereka, Letjen Herzi Halevi, malah menyatakan Israel kini membuka front tempur keempat di Dataran Tinggi Golan (wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak Perang 1967), setelah Jalur Gaza, Tepi Barat dan Lebanon.