Evaluasi Pengelolaan Investasi Dana BPJS Ketenagakerjaan
Ada peningkatan 8 jutaan orang kepesertaan aktif BPJS TK sejak awal kepemimpinan direksi BPJS TK menjabat. Hingga Oktober 2018, BPJS TK mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan mencapai 13,29 persen secara year to year menjadi Rp 346 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yaitu Rp 300 triliun.
Dana kelolaan BPJS TK sebagian besar masih ditempatkan pada instrumen investasi surat utang dengan porsi mencapai 60 persen, instrumen saham sekitar 18 persen, Reksadana 10 persen, Deposito 10 persen, dan investasi langsung 1 persen.
Hasil investasi secara Year on Year (YoY) naik 8,24 persen menjadi Rp 23 triliun dengan porsi 6,4 persen hasil investasi untuk Jaminan Hari Tua.
Pada Oktober 2018 klaim JHT yang telah dibayarkan mencapai Rp 18,3 triliun, 5.3 persen dari dana kelolaan BPJS TK atau 25 persen dari dana investasi BPJS TK di bidang infrastruktur.
Meski BPJS TK berhasil meningkatkan kepesertaan aktif dengan diikuti naiknya dana kelolaan, namun nilai manfaat program nya tidak alami peningkatan bagi peserta BPJS TK.
Jajaran Direksi BPJS TK lemah orientasi untuk optimalisasi manfaat program bagi peserta. Alih-alih semakin menguat mengarahkan dana kelolaan ke Investasi bidang infrastruktur.
Meski secara prosedural langkah kebijakan investasi dana BPJS TK sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, namun tidak sinergi dengan optimalisasi asas dan tujuan BPJS itu sendiri. Keberpihakan terhadap pemilik dana amanat yakni peserta BPJS TK dinilai masih lemah.
Ke depan, momentum pilpres 2019 ini diharapkan melahirkan kepemimpinan nasional yang prorakyat dan propekerja. Kepemimpinan yang mampu dan komitmen untuk mendorong reorientasi program BPJS TK dengan mengevaluasi total pengelolaan dana investasi BPJS TK bukan untuk infrastruktur itu sendiri melainkan meningkatkan manfaat program perlindungan dan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja.(***)