Fatwa ISIS: Anggota Diminta "Bermain" di Daerah Masing-masing
“Perkiraan saya, pelaku sengaja ditangkap polisi dan dipenjara. Dia hanya menargetkan supaya dapat perhatian ISIS global,” paparnya.
Meski kurang pengalaman, Ali meyakini Juhanda tidak sendiri saat bergerak.
Sejumlah orang mengetahui aksi pengeboman yang terorganisasi. Kelompok Juhanda hanya tidak rapi melakukan serangan.
Dia menduga, di balik serangan bom terdapat jaringan tersembunyi di Kaltim yang menyimpan teroris.
“Orang (teroris) tidak akan lari ke Kaltim kalau tidak ada jaringan. Di Kaltim ada jaringan yang sengaja dibentuk untuk bisa melindungi para teroris,” bebernya.
Namun, Ali belum bisa menjelaskan terperinci nama dan bentuk organisasi tersebut.
“Yang pasti, sudah terbentuk sejak Bom Bali I (2002). Aparat tahu, tapi tak paham detail. Mereka mengistilahkan kelompok bawah tanah. Pergerakannya tak terlihat,” jelas dia.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Polisi Agus Rianto mengatakan, kasus teror bom di Samarinda kemungkinan ditarik penangannya ke Jakarta.