Ferdinand & Anak Pak Lurah
Oleh: Dhimam Abror DjuraidPara pendukung Ferdinand menjadi senyap, kaget karena kebobolan gol balasan yang cepat dari serangan balik yang tidak terduga. Ada yang menyesalkan penahanan ini karena menganggapnya bukan berdasarkan pertimbangan hukum murni, tetapi ada unsur politik dan tekanan publik dan netizen.
Kubu yang berseberangan pun berargumen serupa. Penahanan HBS—dan juga pemenjaraan Habib Rizieq Shihab—dianggap mempunyai unsur politik yang kental.
Tekanan opini di medsos memengaruhi keputusan itu. Pertimbangan-pertimbangan politis juga dianggap menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan itu.
Untuk sementara skor dianggap sama 1-1. Pertandingan belum selesai. Bahkan jeda setengah main pun belum. Pertandingan baru memasuki menit-menit awal, tetapi sudah ada gol-gol cepat yang sangat mungkin akan ditambahi dengan gol-gol lain yang tidak terduga.
Potensi gol yang tidak terduga juga muncul pada hari yang sama (10/1).
Aktivis demokrasi Ubedillah Nurdin melakukan solo run dengan sangat berani menerobos pertahanan lawan seorang diri. Ubed melaporkan sepasang ‘’Anak Pak Lurah’’ ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan cuci uang atau money laundering.
Dua Anak Pak Lurah itu adalah kakak-beradik Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep. Keduanya adalah putra Presiden Joko Widodo. Gibran sekarang menjadi wali kota Surakarta dan Kaesang sekarang menjadi pengusaha muda yang lagi moncer.
Kakak beradik ini dilaporkan karena diduga melakukan cuci uang hasil pembalakan hutan. Gibran dan Kaesang diduga punya kaitan bisnis dengan perusahaan yang melakukan tindakan kriminal pembakaran hutan.