Ferdy Curiga Ada Mafia Migas di Balik Penolakan Terhadap Ahok
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menduga ada mafia migas di balik penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan mengisi posisi penting di perusahaan BUMN.
Dugaan mengemuka karena alasan penolakan yang disuarakan Serikat Pekerja Pertamina dan beberapa tokoh seperti mantan Menko Maritim Rizal Ramli, dinilai tidak logis. Mereka menyebut mantan gubernur DKI Jakarta itu tak memiliki kecakapan dalam mengelola korporasi serta tak memiliki pengalaman mengelola perusahaan minyak dan gas.
"Jadi, saya beranggapan alasan ini tak logis. Penolakan sepertinya karena ada kartel mafia migas di baliknya. Para mafia tak ingin ada utusan presiden dan Menteri BUMN yang ingin membereskan Pertamina," ujar Ferdy di Jakarta, Jumat (22/11).
Ferdy menduga kartel mafia telah berkumpul membentuk kekuatan besar, membentuk opini untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan terhadap rencana pengangkatan Ahok masuk perusahaan pelat merah.
"Anehnya lagi, Rizal Ramli memberi masukan agar memilih mantan menteri ESDM Ignatius Jonan atau Thomas Lembong (mantan Kepala BKPM) mengisi posisi penting di Pertamina. Ini membuat publik curiga, jangan-jangan Rizal Ramli berteriak karena ada hidden agenda atau benar-benar kritis terhadap Ahok," ucapnya.
Ferdy lebih lanjut mengatakan, saat ini merupakan musim orang mencari jabatan. Apalagi di awal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, banyak eselon dan direksi yang dirombak. Para pencari jabatan bisa memotong peluang Ahok melalui kelompok kritis, seperti Rizal Ramli.
Namun demikian, Ferdy meyakini Presiden Joko Widodo sudah tahu kemampuan dan loyalitas Ahok kepadanya.
"Ahok itu sudah punya chemistry dan sudah teruji rekam jejak bekerja bersama Jokowi di DKI Jakarta. Presiden paham jika dia mengutus Ahok ke Pertamina, tak akan dipermainkan dan bekerja tulus membenahi manajemen Pertamina. Toh, jika Ahok tak bekerja benar, presiden bisa memerintahkan menteri BUMN untuk mencopotnya," pungkas Ferdy. (gir/jpnn)