Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3: Angkat Tradisi Mandi ke Aek

Selasa, 03 September 2024 – 16:57 WIB
Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3: Angkat Tradisi Mandi ke Aek - JPNN.COM
Lokakarya yang membahas Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) Tradisi Mandi ke Aek. Kegiatan ini merupakan rangkaian Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 di Kabupaten Tebo. Foto: Dokumentasi Kemendikbudristek

Kemudian dukun pun membacakan mantra yang berbunyi 'Mudik Aek Ilir Aek, Ambek Aek pepat an Batang. Beranjak kau antu Aek, Aku nan Mandian anak cucu Adam.'

Setelah dimandikan, bayi dibawa kembali ke rumah untuk diayun dalam kain panjang, disertai dengan pembacaan salawat nabi dan doa keselamatan.

Prosesi ini juga memiliki makna sosial dan spiritual yang mendalam, seperti memperkenalkan bayi kepada lingkungan alam, terutama sungai yang menjadi sumber kehidupan, dan mengungkapkan rasa syukur serta terima kasih kepada dukun beranak.

“Pada umumnya, tradisi ini terjadi di wilayah atau daerah sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Yang membedakan ritusnya saja,” jelasnya.

Kendati begitu, karena kondisi Sungai Batanghari yang sudah tidak baik untuk kesehatan bayi, tradisi Mandi Ke Aek dilakukan dengan menggunakan media baskom.

Dalam prosesinya, pemandian bayi dilakukan dalam baskom bukan ke sungai.

Namun semua prosesi lain, termasuk doa-doa tetap dilakukan.

Sementara itu, Pamong Ahli Budaya Kemendikbudristek Siswanto memberikan apresiasi terhadap pelestarian Tradisi Mandi ke Aek dalam festival.

Tradisi Mandi ke Aek merupakan upacara adat yang telah dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat DAS Batanghari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA