Fitri Ditemukan Tewas Bersimbah Darah dengan Tangan Terikat
"Setelah melayani orang beli gas itu dia tidak ke sini lagi. Biasanya dia duduk di sini, terus kalau siap layani pembeli, dia ke rumah saya lagi. Tapi tadi dia tidak ke sini lagi," katanya.
Dia kemudian baru mengetahui Fitri tewas setelah ayahnya berteriak meminta tolong. Mendengar teriakan minta tolong itu, sejumlah tetangga langsung ke rumah dan mengetahui korban sudah dalam keadaan tewas bersimbah darah.
Dijelaskannya, di rumah itu Fitri tinggal bersama dengan orang tua, abang dan adiknya, serta teman laki-lakinya. Sementara itu, saat kejadian Fitri hanya tinggal seorang diri di rumah.
"Setelah ketahuan itu baru datang polisi ke sini. Karena waktu pagi tadi, tidak ada orang di rumah. Cuma dia sendiri aja yang ada di rumah," imbuhnya.
Kapolresta Barelang Kombes Hengki mengatakan, penemuan ini bermula dari seorang saksi, Robert yang hendak membeli gas elpiji di rumah korban. Saksi yang tak lain merupakan anak angkat orang tua korban melihat bercak darah di depan teras rumah dan memberi tahu orang tuanya dan kemudian menghubungi orang tua korban.
"Almarhum menginggal dunia dalam kondisi luka. Saat ini kita sedang lakukan pendalaman memeriksa saksi-saksi dan olah tempat kejadian perkara. Korban kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan tidak ada harta yang hilang. Untuk sementara itu saja dulu," ujarnya singkat. (gie)