From Zero to Hero Jamie Vardy: Dari Buruh Pabrik Kini Jadi Raja Gol
Jika diperhatikan, hanya dibutuhkan 3 orang untuk menciptakan gol tersebut. Awalnya, tendangan pojok United gagal dimanfaatkan. Bola pun berada di tangan kiper Kasper Schmeichel.
Anak kiper legendaris Peter Schmeichel itu lantas melempar bola ke arah Christian Fuchs. Fuchs membawanya melebar ke sayap kemudian mengirim umpan terobosan mendatar k arah Vardy.
Vardy dalam posisi sejajar dengan bek Matteo Darmian. Tapi umpan terobosan itu tak bisa dia hentikan. Vardy meraih umpan Fuchs dan mengirimnya dengan dingin di antara kaki-kaki De Gea. “Vardy berpesta!” kata pendukung The Foxes—julukan Leicester.
Total golnya di Premier League mencapai 14 gol. Tak ada satupun penyerang di Liga Inggris yang menyamainya. Paling tidak hingga matchday ke-14. Saingan terdekatnya hanya bomber Everton Romelu Lukaku. Itu pun berjarak 4 gol dari dirinya. Enteng…
Pencapaian Vardy di Premier League, meski liga belum tuntas, adalah prestasi sensasional. Sebab, pemain kelahiran 11 Januari 1987 itu tidak lahir dari akademi klub-klub besar. Bahkan, dia harus rela bermain di level amatiran.
Pada usia 16 tahun, Vardy yang fans Sheffield Wednesday itu mengikuti akademi klub tercintanya. Tapi, cinta dia bertepuk sebelah tangan. Sheffield menolak dengan alasan postur dia terlalu kecil.
Hatinya hancur. Namun, kecintaan terhadap sepak bola membuatnya bertahan di jalur olahraga ini. Dia lantas bergabung ke Stocksbridge Park Steels. Setelah 3 tahun di klub tersebut, dia harus rela memperkuat klub non liga, yakni FC Halifax Town (2010-2011) dan Fleetwood Town (2011-2012).
Klub non liga adalah klub yang tidak tergabung dalam Football League. Football League merupakan sistem liga sepak bola di Inggris yang terorganisir dengan rapi dan profesional. Kasta teratas Football League adalah Premier League yang biasa kita tonton.