From Zero to Hero Jamie Vardy: Dari Buruh Pabrik Kini Jadi Raja Gol
Dalam istilah yang lebih lugas, klub non liga adalah klub amatir. Pemain digaji kecil dan suporter bebas berbaur dengan pemain di pinggir lapangan.
Karena gajinya sangat kecil, Vardy harus rela menjadi buruh pabrik. Dia mengambi ekstra shift dengan gaji hanya USD 45 dollar per minggu. “Jika tidak dia lakukan, kebutuhan sehari-harinya tak tercukupi,” kata kolumnis Rob Hughes di New York Times.
Pada 2012 dia kemudian direkrut Leicester City yang saat itu masih berada di kasta kedua, Championship, dengan banderol hanya 1 juta poundsterling. Itu adalah rekor pembelian terbesar bagi pemain non liga. Perjudian Leicester terbayar karena kini mereka punya striker paling berbahaya di Premier League.
Vardy kini sadar bahwa kejayaan di depan mata sudah terbentang. Ada tiga klub yang tertarik merekrutnya. Yakni, Manchester United, Arsenal, dan Chelsea.
Namun, dia tak gelisah dengan tawaran itu. Vardy justru gelisah dengan anak-anak yang bernasib seperti dirinya di masa lalu. Postur dianggap terlalu kecil dan dibuang dari klub sepak bola. Dia akan mendirikan akademi untuk para pemain di kasta sepak bola terbawah.
“Akademi itu akan mendidik pemain-pemain tersebut apa yang diperlukan agar bisa tampil di level profesional,” kata Hughes.
Kami bersamamu, Vardy!