Gadis tanpa Tangan Dapatkan Suami Idaman
Putri Herlina Dinikahi Putra Mantan Deputi Gubernur BISeperti dimuat Jawa Pos, Lina memang tak pernah menyerah dengan keterbatasannya sebagai difabel. Dia tak mau kalah dengan anak lain. Dia berhasil lulus SD Muhammadiyah Sambisari, Sleman, dengan nilai memuaskan. Kemudian, dia melanjutkan ke SMP RC di Solo, setelah itu ke SMA Muhammadiyah 6 Surakarta. "Di sekolah aku selalu ingin duduk di depan. Di samping meja aku taruh kursi lagi untuk menulis," cerita Lina.
Jika menulis di atas meja, itu terlalu tinggi untuk dijangkau kakinya. Karena tekun belajar, Lina pun lulus dengan nilai bagus pada 2009. Setelah itu dia ikut kursus bahasa Inggris intensif. Lalu ikut pelatihan di Yakkum Bethesda yang memang sering mengadakan training untuk kalangan difabel. Lina lantas bekerja sebagai resepsionis atau penerima tamu di kantor pusat Yayasan Sayap Ibu Jogjakarta yang lokasinya di Pringwulung, Condongcatur, Sleman.
Di sana dia juga ikut menangani kegiatan administrasi, seperti mengetik data donatur atau menulis undangan acara penggalangan dana. Dua tahun sebagai staf di kantor pusat, Lina memilih kembali ke rumah masa kecilnya. "Terus terang, aku lebih betah di sini. Aku ingin berbakti pada Ibu dan ikut merawat adik-adikku," kata Lina.
Agenda harian Lina lengkap, mulai memandikan, mengganti popok, memberikan susu, dan menyuapi balita yang sudah bisa diberi makanan padat. Suatu ketika, ada donatur baik hati yang ingin membuatkannya tangan palsu. Para pegawai yayasan pun antusias meminta Lina untuk segera memilih yang pas.
"Ayo Lin, mumpung ada yang mau buatin tangan. Suatu saat kamu kan menikah, punya suami," ujar Lina menirukan komentar salah seorang pengurus yayasan.
Tapi, justru dengan alasan itu dia menolak halus tawaran tangan palsu. "Aku ingin suami yang mencintaiku apa adanya," katanya. "Lelaki sering memandang wanita dari kelebihannya saja. Aku ingin suamiku tahu kekuranganku. Toh, kita bakal hidup bersama sampai mati kan," ujar Lina.
Tadi malam Lina resmi menjadi istri Reza. "Semoga kedua pasangan, Lina dan Reza, hidup bahagia sampai anak cucu," ujar Djoko Pramono yang sehari-hari dipanggil ayah oleh Lina. (tim radar jogja/c2/kim)