Ganjil Genap di Kota Bogor Merugikan Pelaku Usaha?
Kemudian dari aspek kesehatan, kuat indikasinya. Meskipun Bima tak mau mengatakan kebijakan ganjil genap berhasil mengurangi jumlah kasus secara terus menerus. Karena harus dilihat beberapa hari ke depan.
“Tapi ada satu variabel yang harus dihitung ganjil genap ini dilanjutkan atau tidak, yaitu dimensi ekonomi,” kata Bima.
Bima ingin melihat kembali data hotel, restoran, toko-toko, UMKM dan pasar. Menurutnya, prinsip kebijakan ini untuk mencoba mencari titik temu antara dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi.
Apakah kemudian kebijakan yang diambil setiap akhir pekan secara permanen, merugikan secara ekonomi atau tidak.
“Mungkin (kebijakan ganjil genap) bisa dibuat variasi atau diselang-seling atau sebagainya. Mungkin weekend ini bisa berlaku, minggu depannya tidak,” kata Bima menjelaskan.
Makanya, Bima kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor enggan terlalu dini menyimpulkan dampak signifikannya.
“Saya mau lihat sekali lagi, karena jangan-jangan tanpa ganjil genap pun kondisinya tidak berbeda. Perlu hati-hati melihat data. Prinsip kami adalah anilisnya harus holistik dan komprehensif,” katanya.
“Senin dan Selasa akan dialog dengan PHRI, mal-mal dan sebagainya. Kami akan meminta pendapatnya,” kata Bima. (dka/radarbogor)
Yuk, Simak Juga Video ini!