Gelar Kopdar, FIM Ajak Mahasiswa untuk Sukseskan Gerakan Pilpres 2024 Sekali Putaran
jpnn.com, JAKARTA - Ratusan aktivis mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi di Jawa Barat hadir dalam kegiatan Kopi Darat (Kopdar) Formasi Indonesia Moeda (FIM) di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
Kegiatan bertajuk “Kawal Agenda Rakyat: Pilpres 2024 Sekali Putaran untuk Indonesia Maju” dihadiri berbagai elemen organisasi dan aktivis mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi.
Mereka antara lain berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Pasundan, Universitas Katolik Parahyangan Bandung dan puluhan kampus lainnya yang sudah dikoordinasikan oleh Formasi Indonesia Moeda.
Koordinator Nasional FIM Syifak Muhammad Yus mengatakan FIM menggelar Kopdar bersama ratusan aktivis mahasiswa di berbagai kampus di Jawa Barat untuk membawa semangat persatuan Indonesia dan menggalang gerakan nasional generasi muda untuk Pilpres 2024 sekali putaran.
Menurut Syifak, FIM secara konsisten mengawal agenda rakyat dengan mendukung Pilpres 2024 sekali putaran. Ia juga mengajak elemen gerakan mahasiswa agar menyosialisasikan gagasan itu ke publik luas, terutama sesama generasi muda dan masyarakatdi lingkungan kampusnya.
“Kami ingin Pilpres 2024 itu berjalan sekali putaran, terutama karena alasannya kita ingin menghindari polarisasi ekstrem, sebab pengalaman kita dalam beberapa kontestasi politik, polarisasi itu sangat tidak baik bagi Bangsa Indonesia, kita tidak ingin ada pembelahan sosial terlalu dalam hanya karena perbedaan pilihan di pilpres,” kata Syifak
Selain menghindari polarisasi ekstrem, Pilpres 2024 sekali putaran juga mampu menghemat anggaran sampai Rp 27 triliun, dan anggaran sebesar itu menurutnya bisa dialokasikan ke program kemaslahatan masyarakat Indonesia.
“Kenapa harus sekali putaran supaya laju pembangunan, laju ekonomi kita tidak terhambat karena pelaku ekonomi itu butuh kepastian, siapa pemimpin ke depan. Nah kalau sampai tanggal 14 Februari presidennya masih harus diulang pemilihannya, artinya kan ada stagnasi, ada stagnasi antara pelaku ekonomi juga, yang kita khawatirkan menciptakan ketidakstabilan politik itu sebenarnya maksud dari agenda ini,” ucapnya.