Gempuran Produk Tiongkok Bikin Industri Alas Kaki Rontok
Dia menuturkan, sejak Januari hingga Juni, banyak produsen alas kaki di Jatim yang terkulai. Mereka mengurangi jam kerja dan produksi.
’’Ada yang jam kerjanya hingga 24 jam, lalu dikurangi menjadi 16 jam saja. Ada yang enam hari kerja, lalu dikurangi menjadi lima hari kerja. Ada pula yang seminggu kerja, lalu seminggu masuk,’’ ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah memberikan stimulus agar pasar kembali bergairah.
Sebab, saat kondisi ekonomi global belum membaik, produsen sebenarnya masih bisa bertahan dengan mengandalkan permintaan domestik.
’’Tetapi, kondisi domestik juga memburuk. Dalam situasi seperti ini, realisasi investasi di sektor alas kaki di Jatim juga lesu,’’ tuturnya.
Pasar alas kaki lokal saat ini juga tengah dikepung oleh produk impor dari Tiongkok.
Aprisindo mencatat, pada 2016 impor alas kaki di Indonesia tumbuh 17 persen ketimbang pada 2015.
Padahal, pertumbuhan ekspor alas kaki asal Indonesia dalam dua tahun ini hanya mampu tumbuh 3–4 persen.