GeNose C19 dan CePAD Bakal Jadi Pendeteksi Utama Covid-19 di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro meminta dukungan Muhadjir Effendy selaku wakil ketua III Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).
Bambang berharap menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menjadikan GeNose C19 dan CePAD sebagai alat utama skrining Covid-19 di Indonesia.
"Rapid test dan skrining akan diperlukan terus menerus saat ini, karena peredaran virus sangat cepat, maka cara mendeteksi dengan 3T ( testing, tracing. tracking) bisa dikorelasikan dengan inovasi anak bangsa ini,” kata Bambang saat penyerahan GeNose C19 dan CePAD dari Kemenristek/BRIN kepada Kemenko PMK, Kamis, (7/1).
Bambang mengungkapkan, konsorsium riset inovasi Covid-19 yang dibentuk Kemenristek/BRIN, akan terus mendukung Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengidentifikasi mitra-mitra industri besar lainnya, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi GeNose C19 sampai dengan 40 ribu unit.
Saat ini kemampuan produksi GeNose masih 10 ribu unit sampai akhir Februari 2021. Sedangkan rapid test berbasis antigen CePAD saat ini sudah mampu diproduksi sejumlah 500 ribu unit per bulan.
“Kuncinya sekarang ada pada permintaan, jadi dalam kesempatan ini kami mengimbau kepada berbagai pihak yang mempunyai kewenangan dalam melakukan tracing juga turut menggunakan inovasi yang dikembangkan Indonesia oleh putra-putri bangsa kita sendiri," jelas Menteri Bambang
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan salah satu kendala dalam melaksanakan 3T adalah kelangkaan alat, alat yang mahal, dan belum praktisnya alat skrining pendeteksian Covid-19.
Dengan adanya dua temuan inovasi ini, maka 3T dapat dilaksanakan lebih baik untuk memetakan secara detail penyebaran Covid-19 di seluruh Tanah Air.