Gerakan Kentongan Perubahan Makin Masif, Gus Rouf: Negara Tidak Sedang Baik-Baik Saja
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rouf Qusyairi menilai Pemilu 2024 sebagai pemilu yang paling rawan dengan kecurangan.
Pasalnya, langkah politik putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto membuat kontestan lain seolah menghadapi “incumbent bayangan”.
“Secara langsung kita memang tidak berhadapan dengan incumbent. Namun jelas, arah dukungan Jokowi ke paslon 02 itu kita rasakan betul di lapangan,” kata Ahmad Rouf Qusyairi, dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu (13/1).
Pria yang akrab disapa Gus Rouf ini mengakui selalu ada potensi kecurangan di setiap pemilu, karena siapa pun yang terlibat akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya berkuasa.
“Tinggal bagaimana kita meminimalisir potensi kecurangan itu, syukur-syukur bisa nol koma sekian persen. Karena ini menyangkut kualitas demokrasi, sehingga hasil kontestasi pileg maupun pilpres benar-benar punya legitimasi kuat dan dapat diterima publik,” lanjutnya.
Pria yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas AMIN itu menyebutkan sebagai upaya menekan kecurangan pemilu, FormasNU bersama Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhamin (Timnas Amin) menggalang partisipasi publik lewat gerakan Kentongan Perubahan.
“AMIN menggerakkan rakyat untuk mengawasi pemilu di semua tahapan karena indikasi kecurangannya begitu nyata. Kenapa kentongan, karena ini sudah familiar di Indonesia. Di kampung-kampung kalau ada bahaya perampokan, kebakaran atau banjir itu selalu dibunyikan kentongan,” ujar Gus Rouf.
Kentongan, lanjut Gus Rouf, menjadi simbol peringatan berbasis kebajikan lokal, bahwa kondisi negara tidak sedang baik-baik saja.